BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Perkembangan
zaman yang semakin menuntut untuk maju, membuat seseorang untuk melakukan
sesuatu tiindakian ataui pengamblan keputusan yang sesuai dengan keilmuan yang
ada. Dalam organisasi, seseorang atau pamimpin tidak terlepas dari suatu
masalah atau konflik, karenanya dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada,
perlu adanya dukungan informasi dalam pengambilan keputusan yang tepat dengan
melihat kondisi masalah yang hendak diselesaikan
Keputusan
adalah suatu tindakan pemilihan dimana pimpinan /manajer menentukan suatu
kesimpulan tentang apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan dalam situasi
tertentu. Keputusan ini dinyatakan dalam suatu bentuk kata-kata yang dirumuskan
dalam suatu peraturan, perintah, intruksi, kebijakan dan dalam bentuk apa saja
yang dikehendaki pimpinan. Keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh manajer
paling tinggi (top manage) yaitu keputusan starategis mutlak, tetapi juga para
anggota lainnya seperti middle manage dan lower manage (keputusan taktis dan
operasional).
Dalam
pengambilan keputusan starategis, manajer/da’I yang paling tinggi (top manage)
membutuhkan informasi ekstern lebih besar dari informasi intern dan ini
termasuk pengambilan keputusan jangka panjang.
- Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen
dakwah ?
b.
Apa sajakan yang termasuk dalam ruang lingkup sistem
informasi manajemen dakwah?
c.
Bagaimana perkembangan sistem informasi manajemen dakwah?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi Sistem
Manajemen Dakwah
Sebuah sistem informasi manajemen, atau SIM, adalah
sebuah sistem informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang
perlu untuk sebuah organisasi, juga memberikan dukungan informasi dan
pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannya. Gagasan sebuah
system informasi yang demikian itu telah ada sebelum munculnya komputer. Namun
komputer membuat gagasan tersebut menjadi kenyataan. Organisasi selalu
membutuhkan sistem-sistem untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, melihat
kembali, dan menyalurkan informasi. Komputer telah menambahkan sebuah teknologi
baru dan ampuh pada system informasi. Akibatnya, sebuah system informasi
berdasarkan komputer akan betul-betul berbeda dengan sistem-sistem yang diolah
secara manual atau elektro-mekanis. Siatem informasi manajemen digambarkan
sebagai sebuah bangunan piramida, diimana lapisan dasarnya terdiri dari
informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya;
lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi
manajemen sehari-hari; lapisan ketiga terdiri dari sumber daya system informasi
untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen; dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk
mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat puncak manajemen.
Definisi
sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah
sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model
manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
Banyak para sarjana ahli manajemen mendefinisikan Sistem
Informasi Manajemen, diantaranya:
Definisi dari Donald W. Kroeber dalam bukunya berjudul
Management Information Systems mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen
adalah sebuah organisasi, sejumlah proses yang menyediakan informasi kepada
manajer sebagai dukungan dalam operasi dan pembuatan keputusan dalam suatu
organisasi.
Gordon B. Davis mengatakan bahwa Sistem Informasi
Manajemen merupakan sebuah system pemakai yang terintegrasi yangn
menyediakaninformasi untuk menunjang operasi-operasi manajemen dan
fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut
memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer dan prosedur-prosedur
manual; model-model untuk analisis, perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan
dan suatu data base.[1]
SIM dilihat dari segi pendapat sarjana terdahulu :
a. Ditekankan pada suatu sistem mesin.
b. Sebuah organisasi.
c. Pihak penyaji informasi.
d. Terdapat dalam suatu organisasi.
e. Ditujukan untuk sesuatu hal yaitu operasi sebuah
perusahaan, analisis dan pengambilan keputusan.
f.
Dilibatkan
komputer, prosedur, suatu data base.
Sekarang kita lihat bagaimana Joel E. Ross berpendapat
dalam hal yang sama. Meskipun kenyataannya komputer tidak lebih daripada alat
untuk memproses data, banyak manajer memandang komputer sebagai elemen pusat
suatu sistem informasi. Kecenderungan sikap ini terlalu tinggi dan
memutarbalikkan peranan komputer. Peran sebenarnya komputer adalah menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan, perencanaan dan kontrol. Sebenarnya penekanan
bisnis pada system informasi terlalu berlebihan bila majalah bisnis hari ini
tidak memuat artikel tentang system informasi, pengumpulan data, relasi pokok.
Banyak usaha yang dikelola untuk menggabungkan manajemen, informasi dan system
serta memperlihatkan hubungannya dengan komputer.
Definisi sebuah Sistem Informasi Manajemen, istilah yang
umum dikenal orang, adalah sebuah sstem manusia/mesin yang terpadu
(integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini
menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer,
prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah ‘data base’.
a.
Sistem
Manusiadan Mesin Berdasarkan Komputer
Interaksi
manusia dan mesin diperkaya melalui operasi ‘on-line’ dimana terminal masukan
atau keluaran (input atau output} dihubungkan pada komputer untuk memberikan
masukan dan keluaran langsung pada penerapan yang mendapatkan maslahat dari
keadaan semacam itu. Operasi ‘on-line’ diperlukan untuk dialog manusia/mesin,
tetapi ada banyak tugas pengolahan juru tulis yang lebih efisien tanpa masukan
atau keluaran termanual.
b.
Sistem Terpadu
dengan Data Base
Sebuah sistem
terpadu berdasarkan pada anggapan bahwa harus ada integrasi antara data dan
pengolahan. Intergasi data dicapai melalui “data base”. Pada sebuah system
pengolahan informasi, “data base” terdiri dari semua data yang dapat dijangkau
oleh system. Pada SIM berdasarkan komputer, istilah “data base” biasanya dipakai
khusus untuk data yang dapat dijangkau secara langsung oleh komputer. Manajemen
sebuah “data base” adalah sebuah system perangkat lunak komputer yang disebut
sebagai sebuah system manajemen data base.
c.
Pemanfaatan
Manajemen dan Model Keputusan
Tidaklah cukup
bagi seseorang bila hanya menerima data mentah atau ikhtisar data sekalipun
saja. Harus ada suatu cara untuk mengolah dan menyajikan data sedemikian rupa
sehingga hasilnya mengarah pada keputusan yang akan diambil. Hasilnya haruslah
mendorong pada keputusan. Metode untuk melaksanakan hal ini adalah mengolah
data dalam bentuk sebuah model keputusan. Contoh, sebuah keputusan investasi
dibandingkan pengeluaran modal baru harus diolah dalam bentuk sebuah model
pembelanjaan modal berdasarkan tingkat laba yang dipengaruhi kendala-kendala
sehubungan dengan ukuran dan resikonya.
d.
Evaluasi Dalam
Sebuah Sistem Informasi Manajemen Dakwah
Evaluasi adalah
proses penilaian, pengukuran sejauh mana program yang
telah direncanakan dapat terealisasikan dalam tiap pertemuan atau
rencana serta program diukur dalam parameter keberhasilan dan
kegagalan. Dengan menganalisa atau menilai melalui standar yang
dibuat oleh lembaga atau organisasi dalam memberikan informasi
dakwah yang disampaikannya.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi
nilai secaraa obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan
sebelumnya. Evaluasi sebagai suatu fungsi manajemen berusaha untuk
mempertanyakan efektifitas dan efensiensi pelaksanaan dari suatu
rencana sekalipun mengukur seobyektif hasil-hasil pelaksanaan itu
dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung
suatu rencana.
Tahapan Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Dakwah:
a. Evaluasi terprogram yaitu evaluasi yang dilakukan ketika
setiap ada kegiatan atau program yang dilaksanakan.
b. Evaluasi tahunan yaitu evaluasi yang dilakukan diakhir
tahun tentang informasi atau data yang dikeluarkan oleh sistem
informasi manajemen dakwah itu sendiri.
Secara ekplisit, pengertian evaluasi sering digunakan
untuk menunjukan tahap-tahap didlam siklus pengelolaan, yang secara umum
dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
a. Evaluasi pada tahap perencanaan, untuk menetukan segala
prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan terhadap cara
mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
b. Evaluasi pada tahap pelaksanaan, evaluasi ini adalah
suatu kegiatan melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan
pelaksanaan dibandingkan dengan rencana.
c.
Evaluasi pada
tahap pasca pelaksnaan, yang dinilai dan dianalisa adalah evaluasi hasil
pelaksnaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Adapun langkah-langkah evaluasi
sistem informasi manajemen dakwah adalah:
a. Menciptakan standar, missal standarisasi dalam informasi
yang dikeluarkan
b. Membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standar
c. Melakukan tindakan koreksi, koreksi dalam setiap program
baik terprogram ataupun tidak terprogram.
Adapun Tujuan dari Evaluasi adalah:
a. Kemapuan teknis
b. Pelaksanaan operasional
c. Pendayagunaan system
Beberapa analisis terhadap system
informasi manajemen dakwah, diantaranya:
a. Mengamati perkembangan dakwah, dilingkungan masyarakat
seberapa jauh peran serta sistem informasi manajemen dakwah memberikan
konstribusi informasinya dalam memberikan gagasan maupun pemberitaan yang
disampaikan.
b. Membuat peta dakwah, peran serta sistem informasi
manajemen dakwah dalam menyampaikan pesan-pesannya sudah tersalurkan
kebeberapa segmentasi masyarakat yang ada, baik keragaman yang ada dari
segi budaya, sosial, politik, dan sebagainya.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem
Informasi Manajemen Dakwah adalah Suatu proses pendekatan yang teroganisir,
terencana serta terevaluasi untuk memberikan informasi yang tepat dan jelas
serta dapat memberikan kemudahan dalam proses manajemen dakwah.[2]
2.
Ruang lingkup sistem informasi Manajemen dakwah
1. Data
Data adalah fakta dan angka
yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, dan biasanya berbentuk
catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud segera diambil
kembali untuk pengambilan keputusan.
Data adalah fakta atau apapun
yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. Saat ini data
tidak harus selalu dalam bentuk kumpulan huruf-huruf dalam bentuk kata atau
kalimat tapi bias juga dalam bentuk suara, gambar diam atau bergerak, baik
dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Dalam pengembagan system informasi orang
banyak terjebak dalam situasi dimana mereka mengumpulkan data terlebh dahulu
tanpa tahu informasi yang diperlukan. Dalam menghasilkan informasi kita
terlebih dahulu harus tahu bagaimana mengolah suatu data menjadi informasi
setelah itu selanjutnya kita harus tahu informai apa yang diperlukan.
2.
Informasi
Informasi adalah sekumpulan
data yang telah diambil kembali, diolah, dan digunakan untuk kesimpulan,
argumentasi atau sebagai dasar peramalan dan pengambilan keputusan. Dengan kata
lain, data adalah bahan mentah informasi. Tiga kemungkinan dalam proses
peristiwa menjadi informasi Informasi dari hasil pengolahan yang dilakukan oleh
seseorang diterima kembali oleh orang yang sama dan selanjutnya beberapa detik
kemudian diolah untuk menghasilkan informasi yang lain. Peristiwa tertagkap
oleh seseorang, kemudian diberikan kepada orang lain. Proses pengolahan
dilakukan dengan menggunakan alat selain otak manusia dan pengolahan yang
terjadi mungkin terjadi lebih dari satu kali proses pengolahan walaupun
demikian pada akhirnya informasi hasil pengolahan tersebut akan kembali pada
manusia.
3.
Informasi dan pengambilan keputusan
Informasi dan pengambilan
keputusan sangat berkaitan Menurut Herbert A, ada tiga tahap pokok :
·
Penyelidikan : mempelajari lingkungan atas kondisi yang
memerlukan keputusan. Data mentah di peroleh di olah dan di uji untuk dapat
mengidentisifasikan persoalan.
·
Perancangan : mendaftar mengembangkan dan menganalisis
arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses untuk memehami menghasilakn
pemechan dan menguji kelayakan pemacahan tersebut.
·
Pemilihan : memilih arah tindakan tertentu dari semua
yang ada pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
4.
Software yang digunakan
Softaware adalah Perangkat
lunak atau piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana
interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga
dikatakan sebagai ‘penterjemah’ perintah-perintah yang dijalankan pengguna
komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. Perangkat
lunak ini dibagi menjadi 3 tingkatan: tingkatan program aplikasi (application
program misalnya Microsoft Office), tingkatan sistem operasi (operating system
misalnya Microsoft Windows), dan tingkatan bahasa pemrograman (yang dibagi lagi
atas bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Pascal dan bahasa pemrograman
tingkat rendah yaitu bahasa rakitan). Perangkat lunak adalah program komputer
yang isi instruksinya dapat diubah dengan mudah. Perangkat lunak umumnya
digunakan untuk mengontrol perangkat keras (yang sering disebut sebagai device
driver), melakukan proses perhitungan, berinteraksi dengan perangkat lunak yang
lebih mendasar lainnya (seperti sistem operasi, dan bahasa pemrograman), dan
lain-lain.
Adapun software yang digunakan
untuk membangun system informasi adalah :
1.
Data base management sistem (DBMS) : paket software yang
mengelola file-file data base,
2.
Multiplexor : suatu alat yang menggabungkan arus data
dari berbagai peralatan pengirim data berkecepatan rendah agar saluran
transmisi dapat digunakan dengan kapasitas
3.
Ring network : jaringan yang dikonfigurasi untuk
menyampaikan data dari satu alat kealat berikutnya secara berurutan dalam
bentuk cincin, (jaringan cincin).
4.
Complex network : jaringan yang memungkinkan computer komputer
didalamnya mengirimkan dan menerima data dari peralatan lain dalam jaringan[3].
Jika dalam sistem informasi manajemen dakwah maka ruang lingkup yang
digunakan sebagai berikut :
- Data
Data dala kegiatan dakwah dapat diperoleh melalui peta
dakwah, yang meliputi:
a)
Lokasi
b)
Keadaan lingkungan/kondisi masyarakat
c)
Ekonomi
d)
Pendidikan
e)
Budaya
Data yang diperlukan ini dapat diperoleh dengan
menggunakan media, diantaranya:
1)
Media massa
2)
Media elektronik
3)
observasi
- Informasi
Data yang diperoleh dari peta dakwah yang diolah melalui
beberapa media akan menjadi informasi yang diketahui benar atau tidaknya.
Dengan demikian informasi tersebut membantu dalam menentukan da`i, Materi, sarana, metode yang akan digunakan
dalam proses dakwah.
- Informasi dan pengambilan keputusan
·
Penyelidikan : mempelajari lingkungan atas kondisi yang
memerlukan keputusan. Data mentah di peroleh di olah dan di uji untuk dapat
mengidentisifasikan persoalan. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan
peta dakwah.
·
Perancangan : mendaftar mengembangkan dan menganalisis
arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses untuk memehami menghasilakn
pemechan dan menguji kelayakan pemacahan tersebut.
·
Pemilihan : memilih arah tindakan tertentu dari semua
yang ada pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
- Software
Perangkat
lunak (software) atau dikenal juga dengan sebutan program. Yaitu program yang digunakan untuk menyimpan data yang
diperoleh.
3. Perkembangan sistem informasi manajemen dakwah
Sesungguhnya,
konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnyakomputer. Sebelum
pertengahan abad ke-20, pada masa itu masihdigunakan kartu punch,
pemakaian komputer terbatas pada aplikasiakuntansi yang kemudian dikenal
sebagai sistem informasi akuntansi.Namun demikian para pengguna – khususnya
dilingkungan perusahaan -masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para
manajer. Aplikasiakuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama
pengolahan dataelektronik (PDE). Pada tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan
prosesorbaru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan
kemampuanpemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasikomputer
tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sisteminformasi manajemen dengan
tujuan utama yaitu aplikasi komputeradalah untuk menghasilkan informasi bagi
manajemen. Ketika itumulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi
kesenjanganakan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen.Konsep
SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapaperusahaan dan institusi
pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan khususnya untuk
menangani pengelolaananggaran, pembiayaan dan penerimaan negara.Namun demikian,
para pengguna yang mencoba SIM pada tahap awalmenyadari bahwa penghalang
terbesar justru datang dari para lapisanmanajemen tingkat menengah – atas.
Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi mengalami
kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapahambatan, misalnya:
·
Kekurang pahaman para pemakai tentang komputer,
·
Kekurang pahaman para spesialis bidang informasi
tentang bisnis dan peran
manajemen,
·
relatif mahalnya
harga perangkat komputer, serta
·
terlalu
berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapatmembangun sistem informasi
secara lengkap sehingga dapatmendukung semua lapisan manajer.
Sementara
konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keendari Massachussets
Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsepbaru yang diberi nama Sistem
Pendukung Keputusan (Decision SupportSystems - DSS). DSS adalah sistem
yang menghasilkan informasi yangditujukan pada masalah tertentu yang harus
dipecahkan ataukeputusan yang harus dibuat oleh manajer. Perkembangan yang lain
adalah munculnya aplikasi lain, yaituOtomatisasi Kantor (office
automation - OA), yang memberikanfasilitas untuk meningkatkan komunikasi
dan produktivitas paramanajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan
elektronik. Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan
nama Artificial Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa
komputer bisadiprogram untuk melakukan proses lojik menyerupai otak
manusia.Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian
adalah ExpertSystems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi
sebagaispesialis dalam area tertentu.Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA,
DSS, EIS, maupun AImerupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan
menggunakankomputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahanmasalah
dan pengambilan keputusan (Sutono, 2007).[4]
BAB III
KESIMPULAN
Sistem Informasi Manajemen Dakwah adalah Suatu proses
pendekatan yang teroganisir, terencana serta terevaluasi untuk memberikan
informasi yang tepat dan jelas serta dapat memberikan kemudahan dalam
proses manajemen dakwah.
Seiring dengan
perkembangan zaman kini dakwah tidak hanya dilakukan secara tatap muka tetapi
banyak media yang biasa digunakan. Dalam sistem informasi manajemen dakwah
kegiatan dakwah dalam mengambil keputusan dapat dilakukan dengan efektif,
informasi yang diterima melalui peta dakwah akan bisa di terima dan di kaji
kemudian akan munculah keputusan yang akan menggerakan kegiatan dakwah.
Adapun ruang
lingkup sistem informasi manajemn dakwah meliputi, data ,informasi, informasi
dan pengambilan keputusan , dan software yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar