Minggu, 06 Oktober 2013

makalah kelompok 8

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin menuntut untuk maju, membuat seseorang untuk melakukan sesuatu tiindakian ataui pengamblan keputusan yang sesuai dengan keilmuan yang ada. Dalam organisasi, seseorang atau pamimpin tidak terlepas dari suatu masalah atau konflik, karenanya dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada, perlu adanya dukungan informasi dalam pengambilan keputusan yang tepat dengan melihat kondisi masalah yang hendak diselesaikan
Keputusan adalah suatu tindakan pemilihan dimana pimpinan /manajer menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan dalam situasi tertentu. Keputusan ini dinyatakan dalam suatu bentuk kata-kata yang dirumuskan dalam suatu peraturan, perintah, intruksi, kebijakan dan dalam bentuk apa saja yang dikehendaki pimpinan. Keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh manajer paling tinggi (top manage) yaitu keputusan starategis mutlak, tetapi juga para anggota lainnya seperti middle manage dan lower manage (keputusan taktis dan operasional).
Dalam pengambilan keputusan starategis, manajer/da’I yang paling tinggi (top manage) membutuhkan informasi ekstern lebih besar dari informasi intern dan ini termasuk pengambilan keputusan jangka panjang.
  1. Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen dakwah ?
b.      Apa sajakan yang termasuk dalam ruang lingkup sistem informasi manajemen dakwah?
c.       Bagaimana perkembangan sistem informasi manajemen dakwah?








BAB II
PEMBAHASAN
1.      Definisi Sistem Manajemen Dakwah
Sebuah sistem informasi manajemen, atau SIM, adalah sebuah sistem informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisasi, juga memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannya. Gagasan sebuah system informasi yang demikian itu telah ada sebelum munculnya komputer. Namun komputer membuat gagasan tersebut menjadi kenyataan. Organisasi selalu membutuhkan sistem-sistem untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, melihat kembali, dan menyalurkan informasi. Komputer telah menambahkan sebuah teknologi baru dan ampuh pada system informasi. Akibatnya, sebuah system informasi berdasarkan komputer akan betul-betul berbeda dengan sistem-sistem yang diolah secara manual atau elektro-mekanis. Siatem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida, diimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya; lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari; lapisan ketiga terdiri dari sumber daya system informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen; dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat puncak manajemen.
Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
Banyak para sarjana ahli manajemen mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen, diantaranya:
Definisi dari Donald W. Kroeber dalam bukunya berjudul Management Information Systems mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah organisasi, sejumlah proses yang menyediakan informasi kepada manajer sebagai dukungan dalam operasi dan pembuatan keputusan dalam suatu organisasi.
Gordon B. Davis mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah system pemakai yang terintegrasi yangn menyediakaninformasi untuk menunjang operasi-operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer dan prosedur-prosedur manual; model-model untuk analisis, perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan dan suatu data base.[1]
SIM dilihat dari segi pendapat sarjana terdahulu :
a.       Ditekankan pada suatu sistem mesin.
b.      Sebuah organisasi.
c.       Pihak penyaji informasi.
d.      Terdapat dalam suatu organisasi.
e.       Ditujukan untuk sesuatu hal yaitu operasi sebuah perusahaan, analisis dan pengambilan keputusan.
f.        Dilibatkan komputer, prosedur, suatu data base.
Sekarang kita lihat bagaimana Joel E. Ross berpendapat dalam hal yang sama. Meskipun kenyataannya komputer tidak lebih daripada alat untuk memproses data, banyak manajer memandang komputer sebagai elemen pusat suatu sistem informasi. Kecenderungan sikap ini terlalu tinggi dan memutarbalikkan peranan komputer. Peran sebenarnya komputer adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan, perencanaan dan kontrol. Sebenarnya penekanan bisnis pada system informasi terlalu berlebihan bila majalah bisnis hari ini tidak memuat artikel tentang system informasi, pengumpulan data, relasi pokok. Banyak usaha yang dikelola untuk menggabungkan manajemen, informasi dan system serta memperlihatkan hubungannya dengan komputer.
Definisi sebuah Sistem Informasi Manajemen, istilah yang umum dikenal orang, adalah sebuah sstem manusia/mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah ‘data base’.
a.       Sistem Manusiadan Mesin Berdasarkan Komputer
Interaksi manusia dan mesin diperkaya melalui operasi ‘on-line’ dimana terminal masukan atau keluaran (input atau output} dihubungkan pada komputer untuk memberikan masukan dan keluaran langsung pada penerapan yang mendapatkan maslahat dari keadaan semacam itu. Operasi ‘on-line’ diperlukan untuk dialog manusia/mesin, tetapi ada banyak tugas pengolahan juru tulis yang lebih efisien tanpa masukan atau keluaran termanual.
b.      Sistem Terpadu dengan Data Base
Sebuah sistem terpadu berdasarkan pada anggapan bahwa harus ada integrasi antara data dan pengolahan. Intergasi data dicapai melalui “data base”. Pada sebuah system pengolahan informasi, “data base” terdiri dari semua data yang dapat dijangkau oleh system. Pada SIM berdasarkan komputer, istilah “data base” biasanya dipakai khusus untuk data yang dapat dijangkau secara langsung oleh komputer. Manajemen sebuah “data base” adalah sebuah system perangkat lunak komputer yang disebut sebagai sebuah system manajemen data base.
c.       Pemanfaatan Manajemen dan Model Keputusan
Tidaklah cukup bagi seseorang bila hanya menerima data mentah atau ikhtisar data sekalipun saja. Harus ada suatu cara untuk mengolah dan menyajikan data sedemikian rupa sehingga hasilnya mengarah pada keputusan yang akan diambil. Hasilnya haruslah mendorong pada keputusan. Metode untuk melaksanakan hal ini adalah mengolah data dalam bentuk sebuah model keputusan. Contoh, sebuah keputusan investasi dibandingkan pengeluaran modal baru harus diolah dalam bentuk sebuah model pembelanjaan modal berdasarkan tingkat laba yang dipengaruhi kendala-kendala sehubungan dengan ukuran dan resikonya.
d.      Evaluasi Dalam Sebuah Sistem Informasi Manajemen Dakwah
Evaluasi adalah proses penilaian, pengukuran sejauh mana program yang telah  direncanakan dapat terealisasikan dalam tiap pertemuan atau rencana serta  program diukur dalam parameter keberhasilan dan kegagalan. Dengan menganalisa  atau menilai melalui standar yang dibuat oleh lembaga atau organisasi dalam  memberikan informasi dakwah yang disampaikannya.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secaraa obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya. Evaluasi sebagai  suatu fungsi manajemen berusaha untuk mempertanyakan efektifitas dan efensiensi  pelaksanaan dari suatu rencana sekalipun mengukur seobyektif hasil-hasil  pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang  mendukung suatu rencana.
Tahapan Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Dakwah:
a.       Evaluasi terprogram yaitu evaluasi yang dilakukan ketika setiap ada kegiatan  atau program yang dilaksanakan.
b.      Evaluasi tahunan yaitu evaluasi yang dilakukan diakhir tahun tentang  informasi atau data yang dikeluarkan oleh sistem informasi manajemen dakwah itu  sendiri.
Secara ekplisit, pengertian evaluasi sering digunakan untuk menunjukan tahap-tahap didlam siklus pengelolaan, yang secara umum dapat dibagi menjadi  tiga kategori yaitu:
a.       Evaluasi pada tahap perencanaan, untuk menetukan segala prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan terhadap cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
b.      Evaluasi pada tahap pelaksanaan, evaluasi ini adalah suatu kegiatan melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan dengan rencana.
c.       Evaluasi pada tahap pasca pelaksnaan, yang dinilai dan dianalisa adalah evaluasi hasil pelaksnaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Adapun langkah-langkah evaluasi sistem informasi manajemen dakwah adalah:
a.       Menciptakan standar, missal standarisasi dalam informasi yang dikeluarkan
b.      Membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standar
c.       Melakukan tindakan koreksi, koreksi dalam setiap program baik terprogram ataupun tidak terprogram.
Adapun Tujuan dari Evaluasi adalah:
a.       Kemapuan teknis
b.      Pelaksanaan operasional
c.       Pendayagunaan system
Beberapa analisis terhadap system informasi manajemen dakwah, diantaranya:
a.       Mengamati perkembangan dakwah, dilingkungan masyarakat seberapa jauh peran serta sistem informasi manajemen dakwah memberikan konstribusi informasinya dalam memberikan gagasan maupun pemberitaan yang disampaikan.
b.      Membuat peta dakwah, peran serta sistem informasi manajemen dakwah dalam menyampaikan pesan-pesannya sudah tersalurkan kebeberapa segmentasi masyarakat yang ada, baik keragaman yang ada dari segi budaya, sosial, politik, dan sebagainya.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Dakwah adalah Suatu proses pendekatan yang teroganisir, terencana serta terevaluasi untuk memberikan informasi yang tepat dan jelas serta dapat memberikan kemudahan dalam proses manajemen dakwah.[2]

2.      Ruang lingkup sistem informasi Manajemen dakwah
1.       Data
Data adalah fakta dan angka yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, dan biasanya berbentuk catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan.
Data adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. Saat ini data tidak harus selalu dalam bentuk kumpulan huruf-huruf dalam bentuk kata atau kalimat tapi bias juga dalam bentuk suara, gambar diam atau bergerak, baik dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Dalam pengembagan system informasi orang banyak terjebak dalam situasi dimana mereka mengumpulkan data terlebh dahulu tanpa tahu informasi yang diperlukan. Dalam menghasilkan informasi kita terlebih dahulu harus tahu bagaimana mengolah suatu data menjadi informasi setelah itu selanjutnya kita harus tahu informai apa yang diperlukan.
2.       Informasi
Informasi adalah sekumpulan data yang telah diambil kembali, diolah, dan digunakan untuk kesimpulan, argumentasi atau sebagai dasar peramalan dan pengambilan keputusan. Dengan kata lain, data adalah bahan mentah informasi. Tiga kemungkinan dalam proses peristiwa menjadi informasi Informasi dari hasil pengolahan yang dilakukan oleh seseorang diterima kembali oleh orang yang sama dan selanjutnya beberapa detik kemudian diolah untuk menghasilkan informasi yang lain. Peristiwa tertagkap oleh seseorang, kemudian diberikan kepada orang lain. Proses pengolahan dilakukan dengan menggunakan alat selain otak manusia dan pengolahan yang terjadi mungkin terjadi lebih dari satu kali proses pengolahan walaupun demikian pada akhirnya informasi hasil pengolahan tersebut akan kembali pada manusia.
3.       Informasi dan pengambilan keputusan
Informasi dan pengambilan keputusan sangat berkaitan Menurut Herbert A, ada tiga tahap pokok :
·        Penyelidikan : mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah di peroleh di olah dan di uji untuk dapat mengidentisifasikan persoalan.
·        Perancangan : mendaftar mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses untuk memehami menghasilakn pemechan dan menguji kelayakan pemacahan tersebut.
·        Pemilihan : memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
4.       Software yang digunakan
Softaware adalah Perangkat lunak atau piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai ‘penterjemah’ perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. Perangkat lunak ini dibagi menjadi 3 tingkatan: tingkatan program aplikasi (application program misalnya Microsoft Office), tingkatan sistem operasi (operating system misalnya Microsoft Windows), dan tingkatan bahasa pemrograman (yang dibagi lagi atas bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Pascal dan bahasa pemrograman tingkat rendah yaitu bahasa rakitan). Perangkat lunak adalah program komputer yang isi instruksinya dapat diubah dengan mudah. Perangkat lunak umumnya digunakan untuk mengontrol perangkat keras (yang sering disebut sebagai device driver), melakukan proses perhitungan, berinteraksi dengan perangkat lunak yang lebih mendasar lainnya (seperti sistem operasi, dan bahasa pemrograman), dan lain-lain.
Adapun software yang digunakan untuk membangun system informasi adalah :
1.      Data base management sistem (DBMS) : paket software yang mengelola file-file data base,
2.      Multiplexor : suatu alat yang menggabungkan arus data dari berbagai peralatan pengirim data berkecepatan rendah agar saluran transmisi dapat digunakan dengan kapasitas
3.      Ring network : jaringan yang dikonfigurasi untuk menyampaikan data dari satu alat kealat berikutnya secara berurutan dalam bentuk cincin, (jaringan cincin).
4.      Complex network : jaringan yang memungkinkan computer komputer didalamnya mengirimkan dan menerima data dari peralatan lain dalam jaringan[3].
Jika dalam sistem informasi manajemen dakwah maka ruang lingkup yang digunakan sebagai berikut :
  1. Data
Data dala kegiatan dakwah dapat diperoleh melalui peta dakwah, yang meliputi:
a)      Lokasi
b)      Keadaan lingkungan/kondisi masyarakat
c)      Ekonomi
d)      Pendidikan
e)      Budaya
Data yang diperlukan ini dapat diperoleh dengan menggunakan media, diantaranya:
1)      Media massa
2)      Media elektronik
3)      observasi
  1. Informasi
Data yang diperoleh dari peta dakwah yang diolah melalui beberapa media akan menjadi informasi yang diketahui benar atau tidaknya. Dengan demikian informasi tersebut membantu dalam menentukan da`i,   Materi, sarana, metode yang akan digunakan dalam proses dakwah. 
  1. Informasi dan pengambilan keputusan
·        Penyelidikan : mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah di peroleh di olah dan di uji untuk dapat mengidentisifasikan persoalan. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan peta dakwah.
·        Perancangan : mendaftar mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses untuk memehami menghasilakn pemechan dan menguji kelayakan pemacahan tersebut.
·        Pemilihan : memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
  1. Software
Perangkat lunak (software) atau dikenal juga dengan sebutan program. Yaitu program yang digunakan untuk menyimpan data yang diperoleh.
3.      Perkembangan sistem informasi manajemen dakwah
Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnyakomputer. Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masihdigunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasiakuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi.Namun demikian para pengguna – khususnya dilingkungan perusahaan -masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasiakuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan dataelektronik (PDE). Pada tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesorbaru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuanpemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasikomputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sisteminformasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputeradalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itumulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjanganakan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen.Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapaperusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaananggaran, pembiayaan dan penerimaan negara.Namun demikian, para pengguna yang mencoba SIM pada tahap awalmenyadari bahwa penghalang terbesar justru datang dari para lapisanmanajemen tingkat menengah – atas. Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapahambatan, misalnya:
·        Kekurang pahaman para pemakai tentang komputer,
·        Kekurang pahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen,
·        relatif mahalnya harga perangkat komputer, serta
·        terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapatmembangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapatmendukung semua lapisan manajer.
Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keendari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsepbaru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision SupportSystems - DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yangditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan ataukeputusan yang harus dibuat oleh manajer. Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaituOtomatisasi Kantor (office automation - OA), yang memberikanfasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas paramanajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan elektronik. Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisadiprogram untuk melakukan proses lojik menyerupai otak manusia.Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah ExpertSystems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagaispesialis dalam area tertentu.Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AImerupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakankomputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahanmasalah dan pengambilan keputusan (Sutono, 2007).[4]















BAB III
KESIMPULAN
Sistem Informasi Manajemen Dakwah adalah Suatu proses pendekatan yang teroganisir, terencana serta terevaluasi untuk memberikan informasi yang tepat dan jelas serta dapat memberikan kemudahan dalam proses manajemen dakwah.
Seiring dengan perkembangan zaman kini dakwah tidak hanya dilakukan secara tatap muka tetapi banyak media yang biasa digunakan. Dalam sistem informasi manajemen dakwah kegiatan dakwah dalam mengambil keputusan dapat dilakukan dengan efektif, informasi yang diterima melalui peta dakwah akan bisa di terima dan di kaji kemudian akan munculah keputusan yang akan menggerakan kegiatan dakwah.
Adapun ruang lingkup sistem informasi manajemn dakwah meliputi, data ,informasi, informasi dan pengambilan keputusan , dan software yang digunakan.




[1]  Dunia Manajemen, Manajemen Dakwah.ac.id/…/pengertian-sistem-informasi-manajemen
[3] runasa.blogspot.com/2012/.../ruang-lingkup-sistem-informasi-dakwah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar